Salep Untuk Menghilangkan
Bekas Gigitan Nyamuk Yang Menghitam

 

Digigit nyamuk memang menyebalkan, karena bukan hanya menimbulkan bentol dan gatal saja, namun juga bisa meninggalkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam. Kalau sudah begini, tentunya akan mengganggu penampilan dan bisa mengurangi rasa kepercayaan diri. Untungnya, saat ini sudah ada salep untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam. Ada beberapa bahan natural yang perlu kamu ketahui untuk bisa memudarkan bekas hitam dan membantu menyembuhkan luka tersebut. Namun, kamu juga perlu tahu berbagai penyebab mengapa gigitan nyamuk bisa meninggalkan bekas, agar tidak terjadi kembali di lain waktu. Yuk, simak penjelasan selengkapnya.

Bekas Gigitan Nyamuk | Zambuk
Penyebab Bekas Gigitan Nyamuk yang Menghitam

1. Alergi gigitan nyamuk. Ternyata, bekas gigitan nyamuk yang menghitam bukan terjadi tanpa alasan, lho. Salah satu penyebabnya bisa jadi karena orang yang digigit mungkin memiliki alergi terhadap gigitan nyamuk. Gejala alergi gigitan nyamuk di antaranya adalah gatal-gatal dan memar di area gigitan nyamuk, bahkan dalam kasus yang lebih parah bisa menyebabkan sulit bernafas dan demam. Kalau kamu atau orang tercinta memang memiliki alergi terhadap gigitan nyamuk, risiko untuk mengalami kulit yang kemerahan, melepuh, dan meradang dalam waktu yang lama (1).

2. Kulit gigitan terinfeksi. Penyebab bekas hitam setelah disengat serangga atau nyamuk yang kedua adalah karena adanya infeksi. Apabila kita menggaruk bekas gigitan nyamuk hingga membuka luka kembali, maka hal ini bisa memicu infeksi. Dengan menggaruk justru memperlambat proses penyembuhan itu sendiri dan berpotensi untuk menghancurkan kulit baru yang sedang beregenerasi, hingga timbul bekas luka dan infeksi. Ketika infeksi selesai, barulah gigitan nyamuk ini meninggalkan bekas luka yang menghitam (1).

3. Hiperpigmentasi karena peradangan. Bekas luka hitam bisa terjadi akibat hiperpigmentasi. Bagaimana prosesnya? Saat nyamuk menghisap darah kita, ia menyuntikkan zat tertentu ke dalam darah yang dapat memicu respons peradangan ringan, yang mengakibatkan gatal-gatal dan benjolan merah pada kulit. Setelah bentol digigit nyamuk mulai mereda, akan muncul bintik hitam melingkar di area gigitan terjadi. Kondisi ini disebut sebagai hiperpigmentasi pasca-inflamasi, yang biasanya juga terjadi pada kulit berjerawat. Jenis noda ini cenderung memudar perlahan selama beberapa bulan dengan sendirinya (1)

4. Jaringan parut atau keloid. Beberapa orang memang lebih rentan terhadap jaringan parut ketika mereka digigit nyamuk. Biasanya, ketika seseorang mengalami radang sekaligus infeksi atau alergi, bentol dan rasa gatal tersebut dapat bertambah semakin parah, bahkan menyebabkan kulit di area gigitan nyamuk menjadi menghitam dan meninggalkan bekas luka jaringan parut (2). Bekas luka yang sering disebut sebagai bekas luka keloid, bisa menjadi lebih besar dari ukuran asli bekas gigitan nyamuk yang sebenarnya. Bekas luka keloid adalah peningkatan jaringan kolagen yang terjadi selama penyembuhan dan biasanya bersifat permanen (1).

Awas, Semakin digaruk Semakin Gatal dan Lama Sembuh

Gigitan nyamuk yang terasa gatal sangat wajar terjadi, hal ini disebabkan karena adanya peradangan. Korbannya pun bukan hanya anak-anak saja namun juga orang dewasa. Alih-alih menghilangkan rasa gatal, menggaruk kulit bentol yang sudah meradang justru akan meningkatkan peradangan. Semakin digaruk, area gigitan nyamuk tersebut justru akan terasa semakin gatal. Menggaruk kulit bekas gigitan nyamuk juga dapat meningkatkan infeksi karena berisiko merusak kulit. Jika luka sudah terinfeksi, kulit akan terasa lebih gatal dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh meskipun kamu sudah menerapkan cara menghilangkan bekas gigitan (3). Jika hal ini terjadi, sebaiknya kamu menyediakan salep untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam.

Kandungan Salep Untuk Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk Yang Menghitam

Sebagian bekas gigitan nyamuk memerlukan waktu yang lama untuk hilang, apalagi jika kamu sudah terlanjur menggaruknya secara berlebihan. Supaya kamu bisa menahan rasa gatal dan sakit yang mungkin ditimbulkan oleh gigitan nyamuk tersebut, kamu bisa mengoleskan beberapa jenis oil sebagai kandungan dari salep untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam:

  • Minyak eukaliptus: Suku Aborigin dari Australia memiliki kebiasaan menggunakan daun eukaliptus untuk mengobati luka dan mencegah infeksi. Minyak eukaliptus pun masih dapat digunakan untuk kulit yang mengalami peradangan dan mempercepat penyembuhan. Sekarang ini, kamu bisa membeli krim atau salep untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam dengan kandungan minyak kayu putih di apotek secara mudah, karena dapat digunakan untuk mengatasi luka bakar ringan atau cedera lain yang dapat dilakukan sendiri di rumah (4).
  • Camphor: Camphor banyak digunakan dalam pembuatan lotion, krim, hingga salep untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam karena kemampuannya mampu meredakan iritasi dan gatal serta membantu memperbaiki jaringan kulit. Bahan ini juga memiliki sifat antibakteri dan antijamur yang membuatnya berguna dalam penyembuhan infeksi, dan mampu meningkatkan jumlah produksi kolagen, meredakan rasa sakit dan membantu meredakan peradangan (5).
  • Thyme oil: Thyme yang mengandung senyawa thymol dapat membantu mengendalikan beberapa jenis infeksi bakteri, parasit, jamur, atau virus. Bukan hanya sebagai salep untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam, penelitian juga membuktikan bahwa thyme memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat mengurangi rasa nyeri akibat gigitan serangga ataupun nyeri otot (6).
  • Colophony: Colophony, atau yang disebut juga sebagai resin, biasanya didapatkan dari dari getah pohon cemara, cedar atau pinus. Uniknya, zat ini sudah cukup sering digunakan dalam pengobatan tradisional selama ribuan tahun sebagai kandungan dari salep untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam. Penelitian pun menunjukkan bahwa Colophony yang berasal dari getah pohon ini berpotensi sebagai antibakteri (7).

Untuk membantu menghilangkan bekas, kamu bisa menggunakan berbagai bahan natural di atas. Selain itu, penggunaan salep penghilang bekas luka bisa menjadi solusi untuk memuluskan kembali kulit kamu setelah luka, meskipun mungkin memakan waktu yang cukup lama. Ketika terkena gigitan nyamuk, kamu bisa mencari salep yang mengandung semua ingredients di atas, sehingga lebih praktis dan efektif dalam meredakan gatal dan peradangan serta mempercepat penyembuhan. Jangan lupa agar tetap rutin mengoleskan salep untuk menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam setiap hari hingga bekasnya benar-benar sudah hilang. Selamat mencoba dan semoga kulitmu lekas membaik, ya.

CH-XXX

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:
  1. Kathryn Watson. How to Treat Mosquito Bites to Prevent Scarring. Healthline. Diakses pada 20 September 2022 dari https://www.healthline.com/health/how-to-treat-mosquito-bites-to-prevent-scarring.
  2. Nikita Kolhe. How Can You Get Rid Of Mosquito Bite Marks? Diakses pada 20 September 2022 dari https://skinkraft.com/blogs/articles/how-to-get-rid-of-mosquito-bite-marks.
  3. Lana Burgess. Why do mosquito bites itch and swell up? Skinkraft. Medical News Today. Diakses pada 20 September 2022 dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/320979.
  4. Peggy Pletcher. 9 Unexpected Benefits of Eucalyptus Oil. Healthline. Diakses pada 20 September 2022 dari https://www.healthline.com/health/9-ways-eucalyptus-oil-can-help.
  5. Emily Cronkleton. How to Use Camphor Safely: Benefits and Precautions. Healthline. Diakses pada 20 September 2022 dari https://www.healthline.com/health/what-is-camphor#camphor-uses-and-benefits.
  6. Thymol and Thyme Essential Oil—New Insights into Selected Therapeutic Applications. Diakses pada 21 September 2022 dari https://www.webmd.com/diet/health-benefits-thyme.
  7. Mardho Tillah, dkk. Antimicrobial and Antioxidant Activities of Resins and Essential Oil From Pine and Agathis. Biosantifika Journal of Biology & Biology Education. Diakses pada 21 September 2022 dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/biosaintifika/article/view/8371.