Manfaat Main dengan
Nyaman Untuk
Tumbuh Kembang Anak

 

Bermain dengan anak seringkali dinilai sebagai kegiatan yang membuatnya senang namun tidak memberikan manfaat bagi anak kecuali rasa lelah. Padahal dengan bermain, anak tidak hanya akan mendapat kebahagiaan dalam dirinya, namun kegiatan bermain sendiri juga dapat memberikan manfaat positif untuk tumbuh kembang si Kecil dalam ranah fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional (1).

Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting agar si Kecil dapat bermain dengan aman dan nyaman guna mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Peran tersebut di antaranya adalah dengan mengarahkan jenis permainan yang sesuai dengan usia anak, memastikan alat serta lingkungan bermain aman dan nyaman bagi anak, dan menjadi teman bermain anak agar terjalin ikatan antara orang tua dan anak yang lebih erat (1).

Apa Manfaat Bermain Bagi Si Kecil?
  1. Manfaat Bagi Perkembangan Kognitif
    Menurut Webb “Cognition is the Process of Knowing” artinya kognisi adalah proses mengetahui. Dikatakan proses karena menyangkut sistem pemrosesan informasi melalui beberapa tahap, seperti tahap penginderaan melalui sistem saraf sensorik hingga pembentukan memori jangka panjang (2).

    Kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain yakni kemampuan mengenal, mengingat, berpikir, dan memberi penilaian. Kegiatan bermain dilakukan dengan mengamati dan mendengar. Mengamati dilakukan dengan merasakan struktur benda, melihat bentuk, warna, dan ukuran. Sedangkan kegiatan mendengar dilaksanakan dengan mendengar bunyi, suara, dan nada. Dengan bermain, si Kecil akan lebih mudah mengamati lingkungan sekitarnya. Contoh, saat anak sedang bermain bola maka anak dapat merasakan struktur bola, mengenal bentuk bola, warna, ukuran, jenis bola, dan cara memainkannya (2).
  2. Manfaat Bagi Perkembangan Fisik
    Di zaman modern yang serba canggih ini anak-anak lebih memilih untuk bermain gadget sehingga anak menjadi kurang bergerak. Padahal permainan dengan aktivitas fisik membantu fungsi motorik anak untuk berkembang optimal dengan meningkatkan stamina, melatih keseimbangan, dan melatih koordinasi antar anggota tubuh. Untuk meningkatkan minat si Kecil terhadap permainan fisik, orang tua dapat mengajak si Kecil untuk bermain bersama. Permainan fisik yang baik dan aman untuk tumbuh kembang si Kecil contohnya seperti bermain petak umpet, sepak bola, galasin, dan lompat tali (3).
  3. Manfaat Bagi Hubungan Sosial
    Bermain juga penting bagi perkembangan sosial karena dapat melatih kemampuan si Kecil untuk berinteraksi, berkomunikasi, bekerjasama, menghargai, dan menerima pendapat orang lain. Melalui bermain, anak akan memaknai proses pembelajaran learning to live together (belajar hidup bersama). Disini anak akan belajar untuk berbagi dengan anak lainnya, sehingga sifat egois anak berkurang dari waktu ke waktu dan anak memiliki rasa toleransi yang tinggi (1).
  4. Manfaat Bagi Perkembangan Emosional
    Pengembangan emosi anak dapat dibentuk melalui kegiatan bermain dimana anak akan mendapat pengalaman dan peristiwa-peristiwa penting dari pengalaman bermain sehari-hari. Dari pengalaman tersebut, maka kepribadian anak akan mulai terbentuk (4).

    Perkembangan sosial dan emosi yang positif memudahkan si Kecil untuk bergaul dengan sesama dan memudahkan untuk beradaptasi di lingkungan sosial. Oleh karena itu, sangat penting untuk membantu anak-anak agar dapat memahami perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain agar tercipta rasa hormat dan kepedulian antar sesama (4).
Ide Bermain Sesuai Tahapan Usia

Anak-anak bermain mulai sejak dini, namun ada perbedaan dalam setiap tahapan usianya, di mana semakin bertambahnya usia anak maka akan bertambah pula kemampuannya. Mainan anak seperti mainan Montessori dapat menjadi media yang mendukung tumbuh kembang anak sesuai usianya. Untuk memahami mainan anak yang sesuai dengan usianya, berikut ini adalah tahapan anak dan jenis mainan yang dibutuhkan untuk mendukung proses perkembangan anak :

  • Usia 0 - 6 bulan
    Pada usia ini fungsi pendengaran dan penglihatan bayi mulai berkembang. Pada fase ini bayi mulai menyukai melihat dan mengikuti gerak benda. Ia juga akan berpaling jika mendengar suara di dekatnya dan dapat menggenggam dan mulai meraih mainan. Pada usia ini, permainan dengan warna yang mencolok akan menarik bagi bayi dan dapat membantu bayi mengembangkan penglihatannya. Mainan yang cocok pada usia ini adalah teether, kicrikan, boneka yang memiliki bunyi, dan boneka gantung (5,6).
  • Usia 7-12 bulan
    Bayi yang lebih besar kemampuan motor kasarnya mulai lebih berkembang. Ia mulai senang bergerak seperti berguling, duduk, merangkak, dan berdiri. Ia juga sudah mulai mengerti jika namanya dipanggil dan mengerti beberapa kata yang sering didengarnya, serta dapat menunjuk bagian tubuh. Ia juga senang mencari benda yang disembunyikan, menaruh, dan mengambil benda dari tempatnya. Beberapa mainan yang dapat diberikan pada usia ini antara lain boneka, mainan mobil dari plastik, bola, balok susun, dan mainan kubus juga dapat diperkenalkan pada bayi (5,6).
  • Usia 1 - 2 tahun
    Pada usia 1 tahun biasanya anak sudah dapat berdiri, dan mulai berjalan. Pada usia ini anak juga mulai belajar naik tangga dan mulai mengucapkan kata bermakna, serta bermain dengan anak lain. Permainan yang cocok untuk usia ini antara lain buku cerita bergambar, musik dan lagu, alat gambar yang aman seperti crayon, kertas besar, dan pensil warna. Permainan pura-pura juga menarik untuk usia ini seperti telepon, boneka, dress-up accessories, binatang dari plastik dan juga puzzle atau peg boards (5,6)
  • Usia 2 - 3 tahun
    Pada usia 2 tahun anak sudah berkembang kemampuan bahasanya. Ia sudah dapat merangkai 2 kata, menyampaikan keinginannya secara verbal sederhana. Secara fisik anak juga mulai menyukai kegiatan fisik yang lebih beragam seperti melompat, memanjat, dan bergelantungan. Kemampuan motor halus juga mulai lebih baik. Berbagai permainan dapat meningkatkan keterampilan anak 2 tahun seperti puzzle, lego, yang memiliki berbagai bentuk dan warna (5,6).
  • Usia 3 - 6 tahun
    Pada usia ini, anak memiliki kemampuan bahasa lebih baik. Anak banyak bertanya dan berbicara. Mereka juga senang bermain dengan anak lain dan tidak senang menerima kekalahan. Anak sudah dapat bermain permainan yang membutuhkan aturan khusus seperti bermain bergiliran. Berbagai mainan tersedia untuk anak usia ini, seperti board games : permainan ular tangga, halma, atau kartu dapat menjadi sarana anak bermain dengan aturan khusus dan giliran. Penggunaan warna dengan krayon atau pensil warna juga dapat melatih kemampuan motorik halusnya. Di samping itu, permainan outdoor dengan menggunakan alat atau mainan yang lebih bervariasi juga diminati seperti sepeda, bola, dan lainnya (5,6).
  • Usia sekolah
    Permainan yang cocok untuk anak usia sekolah adalah permainan yang merangsang kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas pada anak. Permainan board games dapat yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi seperti monopoli, scrabble, catur dan lainnya. Selain itu berbagai jenis mainan outdoor juga cocok untuk mereka seperti sepeda, skateboard, dan lainnya. Berbagai permainan tradisional juga bermanfaat bagi anak. Permainan tradisional seperti engklek, layangan, ular naga dan lompat tali, serta permainan indoor tradisional seperti congklak, bola bekel dan lainnya dapat menjadi pilihan bagi orangtua (5,6).
Apa Dampak Negatif Apabila Si Kecil Kurang Bermain?
  • Sulit untuk bersosialisasi: Dengan bermain, anak akan paham mengenai cara berinteraksi dengan teman sebayanya. Kurangnya bersosialisasi akan mengakibatkan anak sulit untuk berinteraksi dengan dan cenderung menjadi pribadi yang individual (7).
  • Sulit mengontrol emosi: Secara tidak langsung, saat bermain si Kecil akan mempelajari berbagai jenis emosi dan cara mengendalikannya. Misalnya saat tertawa bersama teman karena hal lucu, saat sedih karena kalah bermain, dan saat senang saat menang. Saat anak kurang bermain maka kesempatan untuk mempelajari emosi akan berkurang dapat membuat si kecil tidak tahu bagaimana cara menghadapi rasa takut dan kegagalan (7).
  • Kurang cakap mengambil keputusan: Ketika bermain, si Kecil akan membuat aturan dari permainan tersebut bersama teman sebayanya. Mereka berlatih untuk berdiskusi, menentukan aturan bermain, memastikan permainan berlangsung secara adil, serta berlatih untuk menyelesaikan suatu masalah apabila terjadi konflik. Kurangnya bermain akan mengakibatkan pengalaman-pengalaman tersebut terlewati dan pemahaman anak mengenai cara mengambil keputusan sesuai situasi dan kondisi menjadi kurang cakap (7).
Tipe Permainan Anak
  • Permainan fisik
    Adapun contoh permainan fisik seperti petak umpet, lompat tali, sepak bola, dan lainnya. Permainan fisik ini berfungsi untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, melatih anak untuk bersosialisasi, mengatur strategi, dan dapat mencegah obesitas di masa pertumbuhan anak karena jenis permainan ini akan membutuhkan energi yang cukup besar (8).
  • Bermain dengan mainan / objek
    Bermain menggunakan mainan seperti balok, puzzle, mobil-mobilan dapat mengembangkan keterampilan sensorik dan mengembangkan daya pikir anak terhadap masing-masing objek permainan (6).
  • Bermain di luar ruangan
    Permainan yang dilakukan di luar ruang memberi kesempatan pada si Kecil untuk memberi pengalaman mengenali dunia (mencari ikan di parit, mencari biji-bijian untuk dibuat kalung, berkemah, mengenal hewan liar, mengenal tumbuhan liar, mengenal energi matahari, mengenal gravitasi). Dengan kata lain bahwa anak-anak dapat mengenal lingkungan dan menambah pengetahuan mengenai lingkungan dengan cara melakukan eksplorasi melalui permainan (9)

Ada kalanya orangtua khawatir apabila si Kecil sedang bermain mereka kerap terbentur, terjatuh dan bahkan digigit oleh serangga. Agar anak aktif tetap bisa main dengan nyaman, ada baiknya orang tua selalu sedia salep yang mengandung minyak eukaliptus (eucalyptus oil) dan kamper (camphor) sebagai pertolongan pertama ketika si Kecil mengalami luka ringan, terkilir dan merasa tidak nyaman karena gigitan serangga saat sedang bermain.

CH-20220304-86

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Reza Dirgahayu Putri

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:
  1. Tameon SM. Peran Bermain Bagi Perkembangan Kognitif dan Sosial Anak. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. 2018 ; 1 (1) : 26-39.
  2. Holls A. Belajar Melalui Bermain untuk Pengembangan Kreativitas dan Kognitif Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan. 2016 ; 9 (1) : 23-37.
  3. Hasanah U. Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Melalui Permainan Tradisional Bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak. 2016 ; 5 (1) : 717-733.
  4. Lubis MY. Mengambangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Bermain. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 2019 ; 2 (1) : 47-58.
  5. Sekartini R, Medise BE. Cerdas memilih mainan anak dan remaja. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015.
  6. Ardini PP, Lestariningrum A. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Adjie Media Nusantara : 2018.
  7. Jona K. The Importance of Play in Early Childhood Development. Montana State University Extension. 2010.
  8. Hodges EA. Promoting Physical Activity in Preschoolers to Prevent Obesity: A Review of the Literature. Journ of Ped. 2013 ; 28 (3).
  9. Yuliariatiningsih MS. Aktivitas Bermain di Luar Ruangan dalam Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Cakrawala Dini. 2015 ; 5 (1) : 45-48.