Kenali Penyebab dan Cara Menghilangkan
Bekas Gigitan Nyamuk yang Menghitam

 

Gigitan nyamuk bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, apalagi jika Anda dan keluarga biasa menghabiskan waktu di halaman rumah atau taman. Selain dapat menyebabkan gatal, ternyata gigitan nyamuk juga dapat meninggalkan bekas yang tidak enak dipandang. Jika Anda adalah orangtua yang memiliki anak, maka sebaiknya Anda harus lebih waspada karena anak-anak lebih sering digigit nyamuk dibandingkan orang dewasa (1). Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui cara penanganannya agar bekas gigitan tidak membekas serta menimbulkan reaksi lainnya. Info di bawah ini juga akan memberikan cara menghilangkan bengkak akibat gigitan nyamuk yang membandel.

Kenapa gigitan nyamuk terasa gatal?

Pada dasarnya, hanya nyamuk betina saja yang menggigit manusia, sementara nyamuk jantan tidak. Meski keduanya sama-sama mengkonsumsi nektar yang berasal dari bunga, namun nyamuk betina juga membutuhkan darah dalam makanan mereka untuk bereproduksi. Hal inilah yang mendorong nyamuk betina berkeliaran mencari manusia untuk digigit. Gigitan nyamuk terjadi ketika nyamuk menusukkan bagian mulutnya yang berbentuk jarum ke kulit manusia (1).

Ketika nyamuk menggigit, mereka menghisap darah Anda sambil menyuntikkan air liur mereka. Air liur nyamuk mengandung antikoagulan dan protein. Protein adalah zat asing yang memicu sistem kekebalan tubuh. Untuk melawannya, sistem kekebalan tubuh kita akan melepaskan histamin, yaitu senyawa yang membantu sel darah putih sampai ke daerah yang terkena. Histamin inilah yang akhirnya menyebabkan gatal, peradangan, dan bengkak (2).

Apakah gigitan nyamuk berbahaya?

Biasanya, gigitan serangga seperti nyamuk hanya akan menyebabkan iritasi ringan saja. Namun, bukan berarti Anda bisa lengah dan tidak waspada. Sebab, sejumlah nyamuk bisa membawa penyakit. Nyamuk bisa saja membawa virus berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit seperti malaria, demam berdarah dan lain-lain. Selain itu, bisa jadi anak Anda memiliki alergi terhadap gigitan nyamuk (2).

Jika anak Anda mengalami demam disertai sakit kepala, atau dia merasa tak enak badan sehabis digigit nyamuk, maka lebih baik memeriksakannya segera ke dokter. Perhatikan juga bila gigitan nyamuk tetap terasa gatal setelah berhari-hari.

Gejala gigitan nyamuk

Gigitan nyamuk bisa jadi sulit dibedakan dengan gigitan serangga lainnya. Oleh karena itu, perhatikan apabila gejalanya serupa dengan ciri-ciri di bawah ini (1):

  • Muncul bentol berbentuk bulat dan kadang ada titik putih di bagian tengahnya.
  • Bentol akibat digigit nyamuk akan memerah dan terasa semakin membengkak.
  • Kadang-kadang juga bisa muncul bercak kemerahan di sekitar area yang terkena gigitan.
  • Ketika digigit nyamuk, Anda akan merasa seperti ada sedikit sengatan. Setelah itu gigitan nyamuk akan terasa gatal selama berhari-hari sebelum akhirnya mereda.
  • Orang yang memiliki alergi terhadap gigitan nyamuk dapat mengalami meriang, sakit kepala, dan demam.
Mengapa gigitan nyamuk perlu segera ditangani

Meski secara umum gigitan nyamuk tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya, namun bisa jadi muncul gejala yang lebih serius pada anak-anak dan orang dengan masalah kesehatan tertentu. Selain itu, beberapa jenis nyamuk juga bisa menyebabkan tertularnya penyakit berbahaya, seperti (2):

  • Malaria, yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles.
  • West Nile Virus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Culex.
  • Demam berdarah yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes.
  • Yellow Fever atau demam kuning yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes dan Haemogogus.
  • Beberapa kasus gigitan nyamuk juga bisa menyebabkan alergi seperti Sindrom Skeeter
Sindrom Skeeter pada gigitan nyamuk (alergi gigitan nyamuk)

Sindrom skeeter adalah reaksi inflamasi lokal besar yang diinduksi gigitan nyamuk disertai demam. Sindrom Skeeter ditandai dengan tanda-tanda peradangan kulit, yaitu pembengkakan, panas, kemerahan, serta gatal atau nyeri. Dalam beberapa kasus bahkan gejalanya bisa lebih parah, seperti pembengkakan pada bagian wajah, mata, dan seluruh anggota badan. Tidak hanya sampai di situ, gigitan nyamuk juga dapat menyebabkan memar dan melepuh. Beberapa orang juga dilaporkan mengalami muntah dan kesulitan bernapas (3).

Cara Mencegah Gigitan Nyamuk

Akan jauh lebih baik apabila Anda mampu mencegah gigitannya daripada mengobati bekas gigitan nyamuk yang menghitam. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah gigitan nyamuk, di antaranya adalah:

  • Hindari genangan air. Nyamuk senang bertelur di genangan air (4). Jadi pastikan untuk menghindari genangan air di sekitar rumah, misalnya yang ada di dalam pot atau wadah lainnya. Jika Anda memiliki akuarium, pot tanaman, atau kolam yang rawan menjadi tempat bertelur nyamuk, siasati dengan meletakkan beberapa jenis ikan yang bisa memakan jentik dan telur nyamuk. Atau bisa juga memasukkan bakteri bernama Bacillus Thuringiensis yang bisa membunuh larva nyamuk dan aman untuk manusia serta hewan (5).
  • Jangan biarkan nyamuk masuk ke dalam rumah. Gunakan kelambu atau kawat kasa pada pintu dan jendela. Cara ini akan membuat nyamuk tidak mudah masuk ke dalam rumah. Jika rumah Anda memiliki banyak jendela, cobalah memasang kelambu di tempat tidur agar istirahat malam hari lebih nyaman tanpa terganggu gigitan nyamuk (1).
  • Gunakan krim anti nyamuk. Saat ini sudah banyak krim anti nyamuk di pasaran yang bisa dioleskan ke kulit. Pilihlah jenis krim yang aman untuk kulit, mengandung pelembab alami, dan bisa juga digunakan oleh anak-anak. Saat mengaplikasikan krim ini, perhatikan agar krim anti nyamuk tidak sampai mengenai selaput terbuka seperti bibir atau mata (6).
  • Pilih pakaian yang berwarna terang. Penelitian telah membuktikan bahwa nyamuk lebih tertarik pada warna gelap seperti hitam atau biru tua. Maka dari itu, jika Anda ingin terhindar dari gigitan nyamuk, gunakanlah pakaian dengan warna-warna cerah. Langkah ini juga sebaiknya dilakukan jika si Kecil beraktivitas di luar ruangan yang banyak nyamuk (7).
  • Manfaatkan anti nyamuk alami. Nyamuk tidak menyukai sebagian aroma natural dari tumbuh-tumbuhan seperti lemon dan serai. Meletakkan bahan-bahan ini di area yang rawan dikunjungi nyamuk bisa menghindarkan Anda dari gigitannya. Jika ingin lebih praktis, tidak ada salahnya untuk mencoba essential oil (8).
  • Gunakan semprotan pengusir nyamuk alami. Semprotan jenis ini juga cenderung kurang beracun bagi manusia dan lingkungan tempat tinggal Anda (9).
Cegah Bekas Menghitam dengan Mengurangi Gatal

Tahukah Anda jika menggaruk bekas gigitan nyamuk dapat membuat bekasnya menjadi semakin parah? Oleh karena itu, akan lebih baik jika Anda dapat mencegah bekas hitam ini dengan tidak menggaruknya. Anda tidak perlu menerapkan cara menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam apabila pencegahannya sudah berhasil dilakukan. Untuk membantu meredakan rasa gatal akibat gigitan nyamuk, perhatikan 3 tips utama di bawah ini:

Hindari Menggaruk Area Gigitan Nyamuk | Zambuk

1. Hindari menggaruk area gigitan nyamuk

Menggaruk bentolan bekas digigit nyamuk tidak akan membuat rasa gatal hilang dan hanya akan membuatnya semakin parah (2). Tips ini mungkin memang lebih mudah dikatakan daripada dilakukan, karena rasa gatal akibat digigit nyamuk memang sangat tidak tertahankan. Hal ini dikarenakan sistem imun tubuh manusia didesain untuk mengeluarkan histamin yang dapat melindungi tubuh dari air liur nyamuk. Luka dan infeksi dapat terjadi akibat garukan yang berlebihan, terutama jika tangan dan kuku kotor sehingga bakteri dapat masuk melalui kulit. Jika gigitan nyamuk mulai terasa gatal, lebih baik Anda bersabar dan hindari untuk menggaruknya. Menggaruk gigitan nyamuk juga bisa memicu bekas luka kehitaman pada kulit.

Mengompres Dengan Air Es | Zambuk

2. Mengompres dengan air es

Kompres dengan air es di area yang terkena gigitan nyamuk dapat meredakan rasa gatal. Hal ini disebabkan karena bekas gigitan nyamuk cenderung terasa hangat atau panas, maka dari itu dengan mengompres menggunakan air dingin atau air es dapat membantu mengurangi gatal (1).

Oleskan Salep Pereda Gatal Akibat Gigitan Nyamuk atau Serangga

3. Oleskan salep pereda gatal akibat gigitan nyamuk atau serangga

Cara menghilangkan bengkak akibat gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan mengoleskan salep. Gunakan salep yang dapat meringankan sensasi gatal dan mengurangi bengkak akibat gigitan nyamuk. Dengan mengurangi rasa ingin menggaruk akibat gatal, maka Anda juga terhindar dari noda hitam bekas gigitan nyamuk atau serangga. Sebaiknya pilihlah produk yang memiliki kandungan seperti eucalyptus oil (seperti yang terdapat di produk minyak kayu putih) dan camphor (kamper) untuk membantu meredakan nyeri dan gatal akibat gigitan nyamuk atau serangga (6).

Cara Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk yang Menghitam

Jika Anda bertanya-tanya tentang cara menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam, maka Anda harus memahami terlebih dahulu bagaimana bekas tersebut bisa terjadi. Pada awalnya, gigitan nyamuk akan menimbulkan benjolan merah pada kulit. Benjolan ini memang akan hilang dengan sendiri dalam beberapa jam atau hari, asalkan tidak terjadi infeksi.

Namun pada beberapa kasus, gigitan nyamuk dapat menyebabkan bercak gelap atau kehitaman. Bagi sebagian orang, bercak pada kulit mungkin terlihat seperti lebam, sedangkan untuk sebagian lagi bisa terlihat seperti lecet kecil pada permukaan kulit. Kemunculan bercak ini dikenal sebagai post-inflammatory hyperpigmentation (PIH) (6).

Kondisi ini biasanya muncul ketika luka, kulit kering, atau ruam yang menyebabkan peradangan dan kemudian memicu proses pemulihan kulit. Saat proses pemulihan berlangsung, melanin (protein dalam kulit yang berfungsi untuk memberikan warna) yang diproduksi oleh tubuh dapat keluar dalam jumlah berlebih, sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada kulit yang menyerupai bercak hitam. 

PIH biasanya dapat hilang sendiri (dengan atau tanpa pengobatan), meski jangka waktu penyembuhannya berbeda-beda pada setiap orang. Namun, jika ingin mempercepat pemulihan, berikut beberapa cara menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam yang dapat Anda terapkan di rumah (2):

  • Batasi paparan sinar matahari dengan menggunakan krim tabir surya untuk melindungi kulit dari sinar UV yang dapat menyebabkan noda bekas gigitan nyamuk menjadi lebih gelap. Selain berbahaya, sinar UV juga berperan dalam meningkatkan jumlah enzim yang menyebabkan pigmen warna hitam pada kulit.
  • Aplikasikan losion yang mengandung kalamin ke daerah bekas gigitan. Losion kalamin adalah kombinasi seng oksida (antimikroba) dan 0,5 persen oksida besi (yang dikenal juga sebagai anti-gatal). Kandungan ini dapat membantu meredakan ruam ataupun iritasi yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Selain itu, losion kalamin juga mampu meredakan rasa gatal agar kita tidak selalu menggaruk bekas gigitan yang menyebabkannya semakin menghitam.
  • Membuat masker alami yang terbuat dari pasta oatmeal. Oatmeal dapat meredakan gatal dan bengkak karena mengandung senyawa khusus yang bersifat anti iritasi.
  • Cara menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam juga bisa dilakukan dengan rajin mengoleskan gel lidah buaya. Lidah buaya telah terbukti memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu menyembuhkan luka ringan dan menenangkan infeksi.
  • Gunakan krim dengan resep dokter yang cukup efektif untuk luka dalam. Biasanya dokter meresepkan krim yang mengandung Alpha Hydroxy Acids (AHA’s), hydroquinone dan retinoid topikal. Pengobatan ini bisa dicoba sebagai salah satu cara menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam karena disebabkan oleh PIH (6).
dokter yang sedang memeriksa anak dan ditemani perawat Zambuk
Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Apabila seseorang dengan gigitan nyamuk atau serangga mengalami gejala yang tidak biasa, lebih baik Anda segera mencari pertolongan medis. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut (2):

  • Demam tinggi
  • Sesak nafas
  • Ruam dan gatal-gatal
  • Luka dan infeksi
  • Lecet
  • Disertai pembengkakan pada wajah

Dengan kata lain, gigitan nyamuk cukup umum terjadi dan semua orang pasti pernah mengalaminya setidaknya sekali dalam hidup. Apabila nyamuk terlanjur menggigit Anda, perhatikan cara menghilangkan bekas gigitan nyamuk yang menghitam di atas, dan jika terdapat tanda-tanda serius yang membutuhkan perhatian medis, segera kunjungi dokter. Selain itu, lebih baik berjaga-jaga dengan menyimpan salep oles yang dapat digunakan untuk meredakan gatal akibat gigitan nyamuk.

CH-20220322-15

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:
  1. Ann Pietrangelo. Mosquito Bites and Symptoms Treatments. Healthline.com. Diakses pada 9 September 2021 dari https://www.healthline.com/health/mosquito-bites#habitats-and-habits

  2. Kathleen Pointer. Why Do Mosquito Bites Itch and How To Stop Them. Healthline.com. Diakses pada 28 Juli 2021 dari https://www.healthline.com/health/why-mosquito-bites-itch#_noHeaderPrefixedContent

  3. Skeeter Syndrome: This Allergic Reaction to Mosquito Is a Real Thing. Health.com. Diakses pada 28 Juli 2021 pada https://www.health.com/condition/skin-conditions/skeeter-syndrome

  4. Kareem Yasin, dkk. 10 Natural Ingredients That Repel Mosquitoes. Healthline. Diakses pada 9 Maret 2022 dari https://www.healthline.com/health/kinds-of-natural-mosquito-repellant#thyme-oil

  5. U.S Department of Health and Human Services. Mosquito Control: What You Need to Know About BTI. CDC.Gov. Diakses pada 9 September 2021 dari https://www.cdc.gov/zika/pdfs/bti_fact_sheet.pdf

  6. Rebecca Joy Stanborough. 21 Tips for How to Prevent Mosquito Bites. Healthline.com. Diakses pada 9 September 2021 dari https://www.healthline.com/health/outdoor-health/how-to-prevent-mosquito-bites

  7. Jill Seladi-Schulman. Are Mosquitoes Attracted to Certain Blood Types? Healthline. Diakses pada 16 Maret 2022 dari https://www.healthline.com/health/mosquito-blood-type#what-else

  8. Kareem Yasin & Ashley Marcin. 10 Natural Ingredients That Repel. Mosquitoes. Healthline. Diakses pada 16 Maret 2022 dari https://www.healthline.com/health/kinds-of-natural-mosquito-repellant#fa-qs

  9. Beth Sissons. What are the Best Natural Mosquito Repellents. Healthline. Diakses pada 16 Maret 2022 dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/325337