Kram otot merupakan kondisi yang umum terjadi, terutama seiring dengan bertambahnya usia karena jaringan penghubung antar otot (tendon) mengalami kemunduran dan lebih kaku. Namun demikian, jika sudah terlanjur terjadi, kram otot bisa sangat mengganggu kelancaran aktivitas sehari-hari. Simak penyebab dan cara mengatasinya di bawah ini.
Apa itu Kram Otot?
Kram otot adalah kontraksi kuat otot yang muncul tiba-tiba, menimbulkan rasa nyeri, dan hilang dalam beberapa menit. Seringkali otot yang mengalami kontraksi tersebut teraba keras dan seperti ada bagian otot yang menonjol (1).
Kejadian ini sering terjadi pada otot kaki, terutama betis dan paha. Walaupun pada dasarnya tidak berbahaya, namun rasa nyeri yang ditimbulkan dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada otot sehingga mengganggu aktivitas selama beberapa hari (1,2).
Seberapa Sering Kram Otot dapat Terjadi?
Walaupun dapat terjadi di semua golongan usia, studi menunjukkan sekitar 1/3 orang dewasa berusia 60 tahun atau lebih mengalami kram kaki di malam hari, dan hampir setengah dari mereka yang berusia 80 tahun atau lebih. Selanjutnya, dari mereka yang terkena dampak, hampir 40% mengalami episode kram otot pada malam hari yang berlangsung beberapa kali dalam seminggu (3). Kram otot sering terjadi pada malam hari di saat kondisi fisik sedang tidak aktif atau adanya gangguan signal persarafan yang mempengaruhi kontraksi otot (4).
Penyebab Umum Kram Otot
Kram otot dapat timbul tanpa penyebab yang pasti dan lebih sering muncul akibat beberapa faktor, seperti (5,6):
- Latihan fisik yang terlalu berat sehingga penggunaan otot menjadi berlebihan.
- Beraktivitas di lingkungan yang sangat panas.
- Posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
- Penggunaan sepatu hak tinggi.
- Dehidrasi atau kekurangan cairan dan mineral dalam tubuh.
Selain itu beberapa kondisi medis dan penggunaan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan kram otot, sepertI: (5,6,7)
- Diabetes.
- Kehamilan.
- Anatomi bentuk kaki yang datar.
- Gangguan sirkulasi darah.
- Gangguan hormon seperti hipotiroidisme.
- Gangguan saraf seperti penekanan pada saraf tulang belakang yaitu Parkinson’s disease.
- Penggunaan obat kolesterol golongan statin dan penggunaan obat diuretik juga dapat menimbulkan keluhan serupa.
Jika Anda memiliki kondisi medis seperti disebutkan diatas, kemungkinan hal tersebut yang menjadi penyebab kram otot yang dialami. Jika bukan disebabkan atau tidak memiliki faktor risiko diatas, kram otot yang dialami tetap harus menjadi perhatian dengan melihat intensitas nyeri dan frekuensi gejala yang muncul.
Pencegahan Kram Otot
Pada umumnya, pengobatan kram otot dapat dilakukan secara mandiri dan dapat hilang tanpa menimbulkan komplikasi yang serius. Beberapa pencegahan yang dapat membantu mengatasi gejala kram otot (4,8):
- Lakukan peregangan sebelum dan sesudah berolahraga. Dengan rutin melakukan pemanasan dan pendinginan saat berolahraga, akan mengurangi derajat kekambuhan kram otot dan biasanya nyeri yang ditimbulkan pun menjadi lebih ringan. Jika kram otot terjadi saat berolahraga, segera hentikan aktivitas dan luruskan bagian otot yang kram, kemudian pijat lembut pada bagian yang nyeri.
- Luruskan bagian tubuh yang nyeri. Jika memungkinkan, posisikan bagian tubuh yang kram (terutama area kaki) lebih tinggi hingga nyeri perlahan-lahan berkurang.
- Kompres hangat ketika kram muncul. Dan jika nyeri sudah mulai berkurang dan otot menjadi lebih lemas, dapat diteruskan dengan kompres dingin menggunakan ice pack atau handuk dingin agar nyeri cepat teratasi.
- Penggunaan salep. Salep yang mengandung minyak eukaliptus (eucalyptus oil) dan kamper (camphor) untuk membantu meredakan rasa nyeri akibat kram otot dan memberi rasa nyaman
- Cukupi kebutuhan cairan dan mineral tubuh. Seperti natrium, kalium dan magnesium. Terutama saat beraktivitas di udara panas, jaga agar tubuh tetap terhidrasi.
- Istirahatkan anggota tubuh yang mengalami kram. Jangan memaksakan diri untuk melakukan aktivitas atau latihan fisik yang berat sampai dirasakan nyeri sudah hilang atau aktivitas harian sudah dapat berjalan seperti biasa.
Kapan Harus ke Dokter?
Pada kebanyakan kasus, kejadian kram otot tidak memerlukan penanganan serius oleh dokter. Namun, perlu menjadi perhatian dan berkonsultasi dengan dokter apabila (4):
- Kram otot berlangsung dalam waktu lama.
- Kram otot menimbulkan nyeri hebat dan tidak teratasi dengan penanganan sederhana diatas.
- Tampak bengkak atau kemerahan pada daerah otot yang nyeri.
- Kram otot sering atau bahkan rutin terjadi.
CH-20220413-50
Artikel ini ditulis oleh:
dr. Jessica Gabriana
Artikel ini ditinjau oleh:
dr. Riana Nirmala Wijaya - Medical Affairs Bayer Consumer Health
Referensi:
- Minetto MA, Holobar A, Botter A, Farina D. Origin and development of muscle cramps. Exerc Sport Sci Rev. 2013;41(1):3–10.
- Miller KC, Stone MS, Huxel KC, Edwards JE. Exercise-associated muscle cramps: Causes, treatment, and prevention. Sports Health. 2010;2(4):279–83.
- Butler J V., Mulkerrin EC, O’Keeffe ST. Nocturnal leg cramps in older people. Postgrad Med J. 2002;78(924):596–8.
- Leg Cramps at Night: Causes, Pain Relief & Prevention [Internet]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14170-leg-cramps.
- Bergeron MF. SUPPLEMENT — SODIUM BALANCE AND EXERCISE Muscle Cramps during Exercise V Is It Fatigue or Electrolyte Deficit ? 2008;7:50–5.
- Struijs PAA, Kerkhoffs GMMJ. Musculoskeletal disorders Search date April 2014 Musculoskeletal disorders. 2015;6(April 2014):1–16.
- McMillen M, Nocturnal Leg Cramps. 2022. Available from: https://www.webmd.com/sleep-disorders/leg-cramps
- Miller KC, McDermott BP, Yeargin SW, Fiol A, Schwellnus MP. An Evidence-Based Review of the Pathophysiology, Treatment, and Prevention of Exercise-Associated Muscle Cramps. J Athl Train. 2022;57(1):5–15.